Kelebihan Dan Kekurangan Samsung Galaxy A56 5G

Kelebihan dan Kekurangan Samsung Galaxy A56 – Samsung kembali meramaikan pasar smartphone kelas menengah premium dengan merilis Samsung Galaxy A56 penerus dari Galaxy A55 yang cukup populer di tahun sebelumnya. Dengan desain premium, chipset baru, layar Super AMOLED yang imersif, hingga janji update software hingga 10 tahun, Galaxy A56 terlihat seperti paket lengkap di atas kertas.

Kelebihan Dan Kekurangan Samsung Galaxy A56 5G

Namun, apakah smartphone ini benar-benar layak untuk dibeli di tahun 2025? Apakah ada kompromi atau kekurangan yang perlu kamu pertimbangkan sebelum memilihnya dibanding kompetitor seperti Xiaomi 14 Civi, iQOO Z9 Turbo, atau realme GT Neo 6?

Artikel ini akan mengulas secara mendalam kelebihan dan kekurangan Samsung Galaxy A56, mulai dari desain, layar, performa, kamera, hingga fitur-fitur tambahan yang mungkin akan menentukan keputusan belimu.

Simak selengkapnya untuk mengetahui apakah Galaxy A56 memang cocok untuk kebutuhanmu atau justru ada pilihan yang lebih baik di kelas harganya.

Kelebihan Samsung Galaxy A56 5G

Desain Dan Build Premium

Samsung Galaxy A56 hadir dengan desain yang menonjolkan kesan elegan dan solid, membawa warisan desain flagship ke kelas menengah. Bodinya dibalut dengan material kaca Gorilla Glass Victus+ di bagian depan dan belakang, dipadukan dengan rangka aluminium yang kokoh, menjadikannya tidak hanya terlihat mewah tapi juga terasa premium saat digenggam. Gorilla Glass Victus+ sendiri merupakan salah satu lapisan kaca pelindung terkuat saat ini, memberikan perlindungan yang sangat baik terhadap goresan, retakan, dan benturan ringan, sehingga perangkat tetap tampak mulus dalam penggunaan jangka panjang.

Dimensinya yang hanya 7,4 mm membuat Galaxy A56 tampil sangat ramping, apalagi jika dibandingkan dengan mayoritas ponsel mid-range yang biasanya tebal dan berat. Meskipun menggunakan material kaca dan logam, bobotnya tetap dijaga di angka 198 gram, yang terasa seimbang dan ergonomis saat digunakan dalam waktu lama, baik untuk mengetik, menonton video, maupun bermain game.

Samsung juga menerapkan siluet desain minimalis ala flagship Galaxy S Series, seperti peletakan kamera belakang yang langsung menyatu dengan bodi tanpa modul menonjol yang mengganggu. Hal ini membuat Galaxy A56 terlihat lebih bersih dan modern. Ponsel ini juga telah dibekali dengan sertifikasi IP67, yang berarti tahan terhadap debu dan air hingga kedalaman 1 meter selama 30 menit — sebuah keunggulan yang jarang ditemukan di kelas harganya.

Secara keseluruhan, desain Galaxy A56 memberi kesan bahwa ini bukan sekadar ponsel mid-range biasa. Ia tampil dengan finishing premium, perlindungan kuat, dan kenyamanan ergonomis, menjadikannya salah satu ponsel dengan desain terbaik di kelas menengah saat ini.

Layar Super AMOLED 6,7 Inci 120 Hz: Jernih, Cerah, dan Responsif

Samsung Galaxy A56 dibekali dengan layar Super AMOLED berukuran 6,7 inci yang memberikan pengalaman visual kelas atas di segmen menengah. Resolusi Full HD+ (2400 x 1080 piksel) memastikan tampilan gambar yang tajam dan detail, ideal untuk berbagai aktivitas mulai dari streaming video hingga bermain game. Meskipun ukuran layarnya besar, Galaxy A56 tetap nyaman digenggam berkat desain bezel yang sangat tipis dan aspek rasio yang proporsional. Layar terasa luas, imersif, dan tetap ergonomis, cocok digunakan dengan satu tangan maupun dua tangan.

Salah satu keunggulan utama layar Galaxy A56 adalah tingkat kecerahannya. Berdasarkan pengujian, layar ini mampu mencapai kecerahan otomatis hingga 1.213 nits, dan bahkan beberapa sumber menyebutkan peak brightness hingga 1.900 nits dalam kondisi tertentu seperti penggunaan di bawah sinar matahari langsung. Hal ini menjadikan layar Galaxy A56 sangat terlihat jelas di luar ruangan, bahkan saat siang hari yang terik. Kemampuan ini sangat penting bagi pengguna yang sering beraktivitas di luar ruangan atau membutuhkan layar yang tetap terang saat digunakan di tempat terang.

Tak hanya cerah dan tajam, layar Galaxy A56 juga mendukung refresh rate adaptif hingga 120 Hz, yang membuat setiap pergerakan di layar terasa sangat halus dan responsif. Fitur ini sangat terasa manfaatnya saat scrolling media sosial, bermain game kompetitif, hingga saat berpindah antar aplikasi. Dengan refresh rate tinggi, animasi dan transisi terlihat lebih mulus, serta mengurangi efek blur atau tearing saat menampilkan konten bergerak cepat.

Dukungan panel Super AMOLED dari Samsung memastikan tampilan warna yang hidup, kontras tinggi, dan hitam pekat, yang memberikan pengalaman menonton dan bermain game yang lebih menyenangkan dan realistis. Selain itu, panel ini juga hemat daya karena hanya menyalakan piksel yang dibutuhkan, mendukung efisiensi baterai secara keseluruhan.

Secara keseluruhan, layar Galaxy A56 merupakan salah satu yang terbaik di kelas menengah, dengan kombinasi visual yang tajam, cerah, halus, dan responsif. Ini menjadikan Galaxy A56 sangat ideal untuk pengguna yang mengutamakan kualitas layar untuk hiburan, produktivitas, maupun multitasking harian.

Performa Kencang Dan Software Tahan Lama: Siap untuk Jangka Panjang

Samsung Galaxy A56 dibekali dengan chipset Exynos 1580, sebuah SoC (System on Chip) terbaru buatan Samsung yang menawarkan peningkatan performa signifikan dibandingkan pendahulunya, Galaxy A55. Chipset ini dibangun dengan arsitektur octa-core, menggabungkan CPU Cortex-A720 dan Cortex-A520, serta disandingkan dengan GPU Xclipse 540 berbasis AMD RDNA. Kombinasi ini menghasilkan peningkatan performa sekitar 15–20%, baik dari sisi CPU maupun grafis, sehingga Galaxy A56 mampu menjalankan berbagai aplikasi dan game dengan lancar.

Berdasarkan pengujian sintetis, Galaxy A56 mencatat skor sekitar 3.800 poin pada Geekbench 6 multi-core, dan skor sekitar 900.000 di AnTuTu Benchmark. Angka ini menunjukkan bahwa Galaxy A56 memiliki kemampuan multitasking yang sangat baik, cepat dalam berpindah antar aplikasi, serta cukup mumpuni untuk menjalankan game berat dengan pengaturan grafis menengah hingga tinggi. Selain itu, efisiensi daya dari fabrikasi chipset terbaru juga membantu menjaga suhu tetap stabil meskipun digunakan dalam waktu lama.

Tak hanya soal performa, Galaxy A56 juga unggul dari sisi dukungan perangkat lunak jangka panjang. Samsung menjanjikan hingga 6 tahun upgrade sistem operasi (OS) dan 10 tahun patch keamanan, sebuah komitmen yang sangat jarang ditemui di kelas menengah. Ini berarti pengguna Galaxy A56 bisa menikmati fitur-fitur terbaru dari Android dan One UI hingga bertahun-tahun ke depan, tanpa perlu khawatir ketinggalan zaman. Dukungan panjang ini menjadikan Galaxy A56 sebagai investasi jangka panjang yang layak, baik dari sisi performa maupun keamanan data.

Smartphone ini menjalankan One UI 7 berbasis Android 14 langsung dari pabrik, membawa antarmuka yang bersih, intuitif, dan kaya fitur. One UI dikenal dengan pengalaman pengguna yang stabil dan personalisasi luas, termasuk fitur multitasking, mode gelap adaptif, hingga dukungan Samsung Knox untuk keamanan tingkat tinggi.

Dengan kombinasi antara performa yang kencang, efisiensi daya tinggi, GPU bertenaga, serta komitmen update software jangka panjang, Samsung Galaxy A56 adalah pilihan ideal bagi pengguna yang mencari smartphone yang tahan lama, cepat, dan aman untuk penggunaan jangka panjang.

Kamera Depan 12 MP Dan Perekaman Video 4K: Tajam, Stabil, dan Siap untuk Konten Kreatif

Samsung Galaxy A56 hadir dengan kamera depan 12 MP berteknologi Super HDR, yang menawarkan hasil selfie tajam, jernih, dan penuh detail. Teknologi Super HDR (High Dynamic Range) memungkinkan kamera menangkap rentang cahaya yang lebih luas, sehingga wajah tetap terlihat cerah dan seimbang, bahkan saat latar belakang sangat terang atau gelap. Warna kulit terlihat natural dan tidak overexposed, cocok untuk kamu yang sering foto selfie di luar ruangan maupun dalam kondisi pencahayaan yang kurang ideal.

Kualitas kamera depannya menjadikan Galaxy A56 sebagai pilihan menarik bagi content creator, vlogger, dan pengguna media sosial yang membutuhkan kamera depan handal. Dukungan efek beautify yang halus dan tidak berlebihan, serta kemampuan auto-focus yang cepat, memberikan pengalaman foto selfie dan video call yang nyaman dan profesional.

Yang membuat Galaxy A56 makin unggul adalah dukungan perekaman video hingga 4K 30 fps di semua kamera, termasuk kamera depan. Fitur ini cukup langka di kelas menengah, dan sangat berguna untuk kamu yang ingin membuat konten video beresolusi tinggi, baik untuk Instagram Reels, TikTok, maupun YouTube. Hasil video terlihat tajam dan sinematik, cocok untuk produksi konten berkualitas tanpa perlu alat tambahan.

Tak hanya itu, seluruh kamera di Galaxy A56 sudah dilengkapi dengan fitur EIS (Electronic Image Stabilization) yang menjaga kestabilan gambar saat merekam sambil berjalan atau bergerak. Ini membuat video tampak lebih mulus dan minim guncangan, bahkan tanpa gimbal. EIS di kamera depan juga memastikan video selfie tetap stabil saat merekam vlog atau story sambil berjalan.

Dengan kombinasi kamera depan 12 MP Super HDR dan kemampuan perekaman 4K yang stabil, Samsung Galaxy A56 menjadi perangkat ideal untuk kamu yang aktif di media sosial dan ingin tampil maksimal dengan kualitas visual terbaik.

Kamera Belakang 50 MP OIS + Ultra-Wide 12 MP: Jernih, Stabil, dan Siap untuk Fotografi Harian

Samsung Galaxy A56 dibekali dengan konfigurasi kamera belakang yang solid untuk kelas menengah, mengandalkan kamera utama 50 MP dengan dukungan OIS (Optical Image Stabilization) serta kamera ultra-wide 12 MP yang mampu menangkap sudut pandang lebih luas.

Sensor utama 50 MP pada Galaxy A56 menghasilkan foto dengan resolusi tinggi, detail tajam, dan warna yang akurat. Teknologi OIS di dalamnya sangat membantu saat mengambil gambar dalam kondisi minim cahaya atau saat tangan tidak stabil, karena secara otomatis mengurangi blur akibat guncangan kecil. Hasil fotonya tetap jernih dan tajam, baik untuk pemotretan siang hari maupun malam.

Samsung juga menyematkan teknologi AI Scene Optimization, yang secara otomatis mengenali objek seperti makanan, langit, tanaman, hingga manusia, lalu menyesuaikan pengaturan warna dan eksposur untuk menghasilkan foto yang lebih hidup dan menarik.

Kamera kedua beresolusi 12 MP berfungsi sebagai kamera ultra-wide dengan sudut pandang luas, ideal untuk mengambil foto pemandangan, arsitektur, atau foto grup. Hasil jepretan dari kamera ini tetap tajam dan tidak terlalu mengalami distorsi di tepi, berkat pengolahan gambar canggih dari Samsung.

Kombinasi dua kamera ini menciptakan fleksibilitas yang cukup untuk kebutuhan fotografi harian, tanpa perlu membawa kamera tambahan. Baik saat traveling, membuat konten media sosial, atau sekadar mengabadikan momen sehari-hari, Galaxy A56 menawarkan kualitas foto yang memuaskan untuk pengguna casual maupun semi-profesional.

Galaxy A56 juga mendukung perekaman video hingga 4K 30 fps di kamera belakang, dengan hasil video yang tajam dan warna yang hidup. Berkat OIS dan EIS (Electronic Image Stabilization), hasil video tetap stabil meskipun direkam sambil bergerak atau tanpa tripod. Cocok untuk merekam vlog, video traveling, atau konten cinematic langsung dari smartphone.

Dengan kombinasi kamera utama 50 MP OIS dan ultra-wide 12 MP, Samsung Galaxy A56 memberikan pengalaman fotografi dan videografi yang seimbang, stabil, dan siap menunjang kebutuhan konten harian di media sosial. Cocok untuk pengguna yang ingin hasil foto dan video berkualitas tanpa harus membeli HP flagship.

Kekurangan Samsung Galaxy A56

Kamera Belakang Galaxy A56 Kurang Konsisten di Berbagai Kondisi

Meskipun Samsung Galaxy A56 dibekali dengan konfigurasi kamera belakang 50 MP + 12 MP ultra-wide yang terlihat menjanjikan, sayangnya hasil akhir kamera belakangnya belum sepenuhnya konsisten, terutama di kondisi pencahayaan non-ideal. Bagi pengguna yang mengandalkan kamera smartphone untuk berbagai kebutuhan—terutama di malam hari atau indoor—hal ini bisa menjadi pertimbangan penting sebelum membeli.

Kamera Utama 50 MP Kurang Optimal Indoor Dan Overexposed di Siang Hari
Secara umum, kamera utama 50 MP Galaxy A56 mampu menghasilkan foto yang baik saat digunakan di siang hari. Namun, dalam praktiknya, hasil foto sering mengalami overexposure, terutama saat menangkap langit atau area dengan kontras tinggi. Akibatnya, beberapa detail penting bisa hilang karena terlalu terang.

Di kondisi indoor atau pencahayaan redup, meski dibantu OIS, hasil foto dari kamera utama cenderung kurang tajam dan noise mulai terlihat. Pengolahan gambar Samsung tampaknya lebih mengutamakan pencahayaan dibanding detail, sehingga foto dalam ruangan bisa tampak kurang natural.

Kamera Ultra-Wide 12 MP Masih Di Bawah Harapan
Meskipun secara angka lebih tinggi dari banyak kompetitor (yang masih memakai sensor 8 MP), kamera ultra-wide 12 MP Galaxy A56 tidak otomatis menghasilkan foto yang lebih baik. Dalam pengujian, hasil jepretan dari lensa ini sering terlihat lembut (soft), dengan detail yang kurang tajam dan dynamic range yang terbatas, terutama saat menghadapi area terang dan gelap dalam satu frame.

Jika digunakan saat sunset atau di kondisi cahaya campuran, kamera ultra-wide ini juga menunjukkan kesulitan menjaga keseimbangan warna dan kontras.

Hasil Foto Malam Hari Tidak Stabil
Salah satu kelemahan paling mencolok adalah performa kamera belakang saat malam hari. Mode malam memang tersedia, namun hasilnya kurang konsisten. Dalam beberapa kasus, gambar justru mengalami dominasi warna magenta atau ungu (color shift) yang cukup mengganggu.

Alih-alih memberi nuansa hangat dan realistis, hasil foto malam hari sering kali tampak pudar, kehilangan detail, dan cenderung ‘wash-out’, terutama jika tidak ada sumber cahaya tambahan. Hal ini cukup disayangkan, mengingat OIS seharusnya bisa membantu menjaga kualitas foto malam.

Daya Tahan Dan Charging Galaxy A56: Cukup, Tapi Masih Banyak Catatan

Samsung Galaxy A56 hadir dengan baterai berkapasitas 5.000 mAh, kapasitas yang kini menjadi standar di kelas menengah atas. Namun, meskipun kapasitas baterainya besar di atas kertas, daya tahan nyatanya hanya tergolong rata-rata, dan aspek pengisian daya juga menyisakan sejumlah kekurangan yang patut dicatat.

Daya Tahan Baterai 5.000 mAh Hanya Bertahan Sekitar 10–12 Jam
Dalam pengujian penggunaan harian, Galaxy A56 mampu bertahan sekitar 10 hingga 12 jam, tergantung pola pemakaian dan kecerahan layar. Jika digunakan secara intens seperti bermain game, streaming video Full HD, atau browsing dengan refresh rate 120 Hz aktif penuh daya tahan baterai bisa turun lebih cepat.

Untuk penggunaan ringan seperti chatting, sosial media, atau membaca berita, ponsel ini bisa bertahan seharian, tetapi tidak sehemat beberapa kompetitor seperti Xiaomi Redmi Note 13 Pro+ atau realme 12 Pro, yang mampu bertahan lebih lama dalam skenario serupa. Ini menunjukkan bahwa efisiensi daya pada Exynos 1580 masih bisa ditingkatkan.

Tidak Dilengkapi Charger 45W, Pengguna Harus Membeli Terpisah
Satu hal yang cukup disayangkan dari Galaxy A56 adalah tidak disertakannya charger 45W dan kabel di dalam boks penjualan. Pengguna harus membeli adaptor fast charging Samsung 45W secara terpisah agar bisa menikmati kecepatan pengisian penuh. Ini menjadi kekurangan yang cukup signifikan, mengingat sebagian besar kompetitor di harga yang sama masih menyertakan charger dalam paket penjualan.

Dalam pengujian menggunakan charger 45W resmi Samsung, waktu pengisian dari 0 hingga 100% memakan waktu sekitar 70–75 menit. Ini masih kalah cepat dibanding ponsel dari realme atau Infinix yang menawarkan pengisian daya 67W hingga 100W dengan waktu charge di bawah 50 menit.

Belum Mendukung Wireless Charging
Sebagai ponsel kelas menengah yang tampil premium dalam desain dan software, Galaxy A56 belum mendukung fitur wireless charging. Ini menjadi kekurangan tambahan terutama bagi pengguna yang sudah mulai terbiasa dengan pengisian daya nirkabel untuk kenyamanan sehari-hari. Meskipun wajar mengingat segmennya, fitur ini akan menjadi nilai plus jika disertakan untuk menyaingi pesaing flagship-lite lain di kelasnya.

Fungsionalitas Dan Hardware Galaxy A56: Cukup Modern Tapi Masih Ada Batasan

Meskipun Samsung Galaxy A56 membawa desain premium dan layar berkualitas tinggi, dari sisi fitur fungsional dan hardware, ponsel ini masih menyisakan sejumlah keterbatasan penting. Beberapa fitur yang absen atau dibatasi membuatnya sedikit tertinggal dibanding beberapa kompetitor di kelas harga menengah-premium..

Sertifikasi IP67: Tahan Air, Tapi Bukan yang Terbaik
Galaxy A56 sudah dilengkapi dengan sertifikasi IP67, yang berarti tahan terhadap debu dan tahan air hingga kedalaman 1 meter selama 30 menit. Ini tentu menjadi nilai tambah dibanding ponsel yang tidak punya perlindungan air sama sekali. Namun jika dibandingkan dengan beberapa pesaing seperti Xiaomi 13T (IP68) atau model rugged dari merek lain yang sudah mendukung IP68 bahkan IP69, sertifikasi ini tergolong lebih rendah.

Bagi kamu yang sering berada di lingkungan basah atau berisiko terkena air (seperti hujan deras, aktivitas outdoor, atau dapur), IP67 mungkin cukup, tapi belum seaman IP68 yang lebih tangguh dalam kondisi ekstrem.

Sensor Sidik Jari Optik di Layar Kurang Ergonomis dan Biasa Saja
Galaxy A56 menggunakan sensor sidik jari optik di dalam layar. Meskipun sudah menjadi standar untuk ponsel kelas menengah, sayangnya penempatan sensor ini agak terlalu rendah, sehingga kurang nyaman dijangkau dengan jari dalam posisi alami saat menggenggam. Selain itu, respon dan kecepatan sensor juga tergolong standar, tidak secepat sensor ultrasonik di seri Galaxy S, maupun sensor fisik pada beberapa kompetitor.

Pengalaman membuka kunci terasa cukup stabil, tapi bukan yang paling responsif di kelasnya. Pengguna yang terbiasa dengan sensor sidik jari super cepat mungkin akan merasakan sedikit perbedaan.

Tanpa Slot microSD Dan Tanpa Dukungan Samsung DeX
Satu lagi kekurangan signifikan adalah tidak adanya slot microSD, sehingga kamu hanya mengandalkan penyimpanan internal yang tersedia (128 GB atau 256 GB). Bagi sebagian pengguna, khususnya yang menyimpan banyak file offline seperti video, dokumen kerja, atau hasil foto RAW, ketiadaan slot microSD bisa menjadi kendala besar.

sim card galaxy s25 ultra

Selain itu, Galaxy A56 juga tidak mendukung Samsung DeX, sebuah fitur produktivitas khas Samsung yang memungkinkan tampilan antarmuka seperti desktop saat terhubung ke monitor. Fitur ini sangat berguna bagi pekerja mobile atau pelajar yang ingin menjalankan multitasking secara lebih leluasa. Ketiadaan fitur DeX membuat Galaxy A56 kalah bersaing dengan beberapa model lain dari Samsung yang sudah mendukungnya meski di kelas mid-range atas.

Performa Gaming Dan Fitur AI Galaxy A56: Cukup, Tapi Bukan untuk Power User

Samsung Galaxy A56 memang hadir dengan chipset baru, namun saat menyentuh ranah gaming berat dan kecerdasan buatan (AI), performanya masih memiliki batasan. Buat pengguna kasual, pengalaman yang ditawarkan cukup menyenangkan. Tapi jika kamu seorang gamer kompetitif atau pengguna yang berharap fitur AI layaknya flagship Samsung, kamu mungkin akan merasa Galaxy A56 sedikit tertinggal.

Performa Gaming Tidak Maksimal untuk Game Berat
Galaxy A56 menggunakan chipset Exynos 1480 dengan GPU Xclipse 540 berbasis AMD RDNA. Meskipun terdengar menjanjikan, dalam praktiknya, performa grafis dari GPU ini masih belum mampu menyaingi Snapdragon 7 Gen 3, yang digunakan di beberapa pesaing seperti iQOO Z9 Turbo atau Xiaomi 14 Civi.

Saat diuji bermain game berat seperti Genshin Impact, PUBG Mobile, atau Honkai: Star Rail, Galaxy A56 memang masih bisa menjalankannya, tapi:

  • Setting grafis harus diturunkan ke medium atau low untuk mendapatkan frame rate yang stabil.
  • Saat dipaksa menjalankan pada setting tinggi, terjadi frame drop dan lag, terutama dalam adegan intens atau dunia terbuka.
  • Efisiensi termal cukup baik berkat fabrikasi 4nm, tapi tetap ada sedikit peningkatan suhu setelah bermain lebih dari 30 menit.

Jika kamu mencari smartphone yang fokus pada performa gaming, Galaxy A56 bukan pilihan terbaik di kelas harga menengah atas, karena lawan-lawannya yang memakai Snapdragon seri 7 lebih unggul dalam rendering grafis dan efisiensi performa jangka panjang.

Fitur AI: Hadir Tapi Masih Dasar
Samsung memang menyematkan sejumlah fitur AI generatif di Galaxy A56, seperti:

  • Object Eraser: Menghapus objek mengganggu dari foto
  • AI Select & Instant Slow-Mo: Fitur praktis untuk menyunting video dan memilih konten visual

Namun, penting dicatat bahwa implementasi AI di Galaxy A56 masih terbatas, karena tidak didukung oleh NPU (Neural Processing Unit) sekuat seri Galaxy S atau Galaxy Ultra. Fitur seperti:

  • AI Zoom & AI Generative Fill (seperti di S24 Ultra)
  • Live Translate dalam panggilan
  • Samsung Notes AI Summarization

tidak tersedia di Galaxy A56, atau hanya hadir dalam versi terbatas. Ini membuat pengalaman AI-nya jauh lebih basic dibandingkan ponsel flagship terbaru yang mengedepankan Galaxy AI secara penuh.

Apakah Samsung Galaxy A56 Layak Dibeli?

Samsung Galaxy A56 hadir sebagai salah satu smartphone kelas menengah premium yang cukup solid di tahun 2025. Dengan desain yang elegan, layar Super AMOLED 120 Hz yang cerah, serta jaminan update software hingga 10 tahun, Galaxy A56 menjadi pilihan menarik bagi kamu yang mencari perangkat tahan lama dan terpercaya.

Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa masih ada beberapa kompromi yang perlu diperhatikan. Mulai dari kualitas kamera belakang yang kurang konsisten, performa gaming yang belum optimal dibanding rival, hingga absennya fitur seperti wireless charging, DeX mode, dan slot microSD. Selain itu, tidak disertakannya charger dalam paket pembelian juga jadi nilai minus tersendiri.
Jadi, apakah Samsung Galaxy A56 layak dibeli? Jawabannya tergantung pada kebutuhanmu:

  • Jika kamu mencari HP dengan desain premium, layar bagus, software panjang umur, dan brand terpercaya, Galaxy A56 adalah pilihan yang sangataman.
  • Namun, jika kamu fokus pada kamera low light terbaik, pengalaman gaming maksimal, atau fitur-fitur flagship, mungkin ada pilihan lain di rentang harga yang sama.

Semoga ulasan kelebihan dan kekurangan Galaxy A56 ini membantumu dalam menentukan pilihan. Jangan lupa bandingkan dengan kompetitor sebelum membeli, agar kamu mendapatkan smartphone yang paling sesuai dengan kebutuhanmu!